Thursday, December 27, 2012

Good bye 2012, Welcome 2013, Welcome New Life



Akhirnya dengan berbagai peluh, kelelahan, kepenatan, perjuangan fisik maupun mental, tahun 2012 hampir berhasil terlalui. Hanya tinggal menghitung beberapa hari yang tersisa, jarum jam akan dengan pelan namun pasti, akan berganti posisi di tahun 2013. Tak banyak memang capaian prestasi yang mampu terukir di 2012. Justru ukiran-ukiran kenangan buruk yang lebih banyak menghiasi.
          Flash back setahun ke belakang, di awal tahun sudah mencanangkan berbagai rencana. Selesai organisasi, fokus skripsi, lalu wisuda dan melanjutkan petualangan di tempat lain. Namun sekali lagi, manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Dimulai dari peran dan tanggung jawab di organisasi yang tak kunjung selesai. Masalah-masalah yang seakan tak memberi jeda bahkan hanya untuk sekedar bernafas. Rentetan-rentetan stres yang mengiringi.
          Hmm, seharusnya sadar, bahwa ketika memutuskan menjalani suatu peran, akan ada tuntutan tanggung jawab dan resiko yang mesti dijalani. Suatu hal yang sangat wajar memang, ketika organisasi diguncang masalah. Dan sudah seharusnya mampu melewatinya. Tapi justru ini menimbulkan kekecewaan. Kekecewaan mereka yang berharap lebih kepada saya, namun kemudian justru kekecewaan terbesar yang datang dari diri saya sendiri. Kekecewaan ketika tak mampu memberikan yang terbaik seperti yang sudah dijanjikan dan diharapkan. Kadang terpikir, tak seharusnya saya ada di posisi ini, tak seharusnya dengan pedenya saya dulu menerima tawaran mengemban amanah ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur (bubur ayam bang Sulam #halah), apa yang sudah terjadi di masa lampau tak akan mampu dirubah. Berusaha tetap menjalani dan memberikan yang terbaik di sisa waktu di organisasi ini.
          Begitu pula dengan skripsi. Beban sebagai mahasiswa semester akhir yang dituntut segera meletakkan status sebagai mahasiswa, berganti status menjadi pekerja. Tuntutan yang sampai detik ini belum berhasil saya penuhi. Wajar bila tekanan-tekanan dari orang tua dan orang-orang terdekat semakin hebat. Janji untuk selesai organisasi dan wisuda di tahun ini masih menjadi angan. Angan yang masih terus berusaha untuk digapai, walau harus memundurkan target. Maaf terbesar untuk bapak ibu atas usaha saya yang kurang maksimal dalam melaksanakan janji itu.
          2012, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu penuh dengan warna. Meskipun hitam dan abu-abu masih menjadi background tahun ini. Goresan-goresan luka yang tercipta dan diciptakan semakin bertambah. Begitu pula dengan ukiran-ukiran keceriaan. Ketidakpastian masih menjadi bayangan yang mengiringi. Bila diingat, banyak luka yang masih harus dirasakan di tahun ini. Begitu pula luka yang saya ciptakan sendiri untuk orang-orang di sekeliling saya. Emosi masih menjadi yang paling dominan menguasai diri. Dalam usia 21 tahun, seharusnya saya mampu menjadi lebih dewasa dan memanajemen diri. Tapi nyatanya, saya masih sering lost control  dalam menghadapi masalah.
          Seringkali rasa dendam dan marah menjadi penyebab tidak mampunya saya melihat masalah secara jernih. Bukan maksud hati ingin dendam dan membeci, tapi saya hanyalah manusia biasa. Goresan luka yang pernah tertoreh akan selalu meninggalkan bekas meskipun lukanya telah hilang. Dan saya tipikal orang yang sulit menghapus rasa sakit di masa lampau. Seringkali saya masih mampu pura-pura tersenyum di depan orang yang menggoreskan luka sangat dalam di hati saya, sambil berharap senyum itu akan mampu menutupi rasa sakitnya. Tapi sekuat apapun saya berusaha untuk tegar, hati tetap tak mampu menutupi. Saya cenderung menjauhi mereka. Seringkali tubuh menolak untuk berinteraksi dengan mereka, meski hanya sekedar mengobrol. Mungkin itu sebabnya saya tak bisa dekat dengan mereka. Meskipun saya masih berusaha menghilangkan luka-luka tersebut dan bersikap objektif terhadap mereka. Satu prinsip saya, saya paling takut membenci orang.
          Di penghujung tahun ini, saya berjanji luka-luka tersebut akan saya tutup sepenuhnya, tak lagi menjadi cerminan saat menghadapi masalah. Saya hanya ingin hati saya bersih, seperti yang Tuhan dan orang tua saya ajarkan. Saya ingin menjadi lebih dekat dengan Tuhan, menjadi pribadi baru yang semakin disayangiNya. Terimakasih Tuhan, untuk segala anugerahMu di sepanjang 2012ku. Terimakasih Engkau memberikan orang yang selalu memberi nasehat dan mengingatkan di kala saya salah. Terimakasih Engkau masih memberi saya kepercayaan untuk bernafas di bumiMu, kepercayaan untuk memiliki tekad berubah lebih baik. Terimakasih untuk segalanya. Dan beri aku kemampuan untuk mencapai segala anganku di tahun depan, dengan segala petunjuk dariMu. Aamiin...
Good bye 2012, Welcome 2013, Welcome New Life J