Akhirnya dengan berbagai peluh, kelelahan,
kepenatan, perjuangan fisik maupun mental, tahun 2012 hampir berhasil terlalui.
Hanya tinggal menghitung beberapa hari yang tersisa, jarum jam akan dengan pelan
namun pasti, akan berganti posisi di tahun 2013. Tak banyak memang capaian
prestasi yang mampu terukir di 2012. Justru ukiran-ukiran kenangan buruk yang
lebih banyak menghiasi.
Flash
back setahun ke belakang, di awal tahun sudah mencanangkan berbagai rencana. Selesai
organisasi, fokus skripsi, lalu wisuda dan melanjutkan petualangan di tempat
lain. Namun sekali lagi, manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan.
Dimulai dari peran dan tanggung jawab di organisasi yang tak kunjung selesai.
Masalah-masalah yang seakan tak memberi jeda bahkan hanya untuk sekedar
bernafas. Rentetan-rentetan stres yang mengiringi.
Hmm,
seharusnya sadar, bahwa ketika memutuskan menjalani suatu peran, akan ada
tuntutan tanggung jawab dan resiko yang mesti dijalani. Suatu hal yang sangat
wajar memang, ketika organisasi diguncang masalah. Dan sudah seharusnya mampu
melewatinya. Tapi justru ini menimbulkan kekecewaan. Kekecewaan mereka yang
berharap lebih kepada saya, namun kemudian justru kekecewaan terbesar yang
datang dari diri saya sendiri. Kekecewaan ketika tak mampu memberikan yang
terbaik seperti yang sudah dijanjikan dan diharapkan. Kadang terpikir, tak
seharusnya saya ada di posisi ini, tak seharusnya dengan pedenya saya dulu
menerima tawaran mengemban amanah ini. Tapi nasi sudah menjadi bubur (bubur
ayam bang Sulam #halah), apa yang sudah terjadi di masa lampau tak akan mampu
dirubah. Berusaha tetap menjalani dan memberikan yang terbaik di sisa waktu di
organisasi ini.
Begitu
pula dengan skripsi. Beban sebagai mahasiswa semester akhir yang dituntut
segera meletakkan status sebagai mahasiswa, berganti status menjadi pekerja.
Tuntutan yang sampai detik ini belum berhasil saya penuhi. Wajar bila
tekanan-tekanan dari orang tua dan orang-orang terdekat semakin hebat. Janji
untuk selesai organisasi dan wisuda di tahun ini masih menjadi angan. Angan
yang masih terus berusaha untuk digapai, walau harus memundurkan target. Maaf
terbesar untuk bapak ibu atas usaha saya yang kurang maksimal dalam
melaksanakan janji itu.
2012,
seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu penuh dengan warna. Meskipun hitam dan
abu-abu masih menjadi background tahun ini. Goresan-goresan luka yang tercipta
dan diciptakan semakin bertambah. Begitu pula dengan ukiran-ukiran keceriaan.
Ketidakpastian masih menjadi bayangan yang mengiringi. Bila diingat, banyak luka
yang masih harus dirasakan di tahun ini. Begitu pula luka yang saya ciptakan
sendiri untuk orang-orang di sekeliling saya. Emosi masih menjadi yang paling
dominan menguasai diri. Dalam usia 21 tahun, seharusnya saya mampu menjadi
lebih dewasa dan memanajemen diri. Tapi nyatanya, saya masih sering lost
control dalam menghadapi masalah.
Seringkali
rasa dendam dan marah menjadi penyebab tidak mampunya saya melihat masalah
secara jernih. Bukan maksud hati ingin dendam dan membeci, tapi saya hanyalah
manusia biasa. Goresan luka yang pernah tertoreh akan selalu meninggalkan bekas
meskipun lukanya telah hilang. Dan saya tipikal orang yang sulit menghapus rasa
sakit di masa lampau. Seringkali saya masih mampu pura-pura tersenyum di depan
orang yang menggoreskan luka sangat dalam di hati saya, sambil berharap senyum
itu akan mampu menutupi rasa sakitnya. Tapi sekuat apapun saya berusaha untuk
tegar, hati tetap tak mampu menutupi. Saya cenderung menjauhi mereka. Seringkali
tubuh menolak untuk berinteraksi dengan mereka, meski hanya sekedar mengobrol. Mungkin
itu sebabnya saya tak bisa dekat dengan mereka. Meskipun saya masih berusaha
menghilangkan luka-luka tersebut dan bersikap objektif terhadap mereka. Satu prinsip
saya, saya paling takut membenci orang.
Di
penghujung tahun ini, saya berjanji luka-luka tersebut akan saya tutup
sepenuhnya, tak lagi menjadi cerminan saat menghadapi masalah. Saya hanya ingin
hati saya bersih, seperti yang Tuhan dan orang tua saya ajarkan. Saya ingin
menjadi lebih dekat dengan Tuhan, menjadi pribadi baru yang semakin
disayangiNya. Terimakasih Tuhan, untuk segala anugerahMu di sepanjang 2012ku.
Terimakasih Engkau memberikan orang yang selalu memberi nasehat dan
mengingatkan di kala saya salah. Terimakasih Engkau masih memberi saya
kepercayaan untuk bernafas di bumiMu, kepercayaan untuk memiliki tekad berubah
lebih baik. Terimakasih untuk segalanya. Dan beri aku kemampuan untuk mencapai
segala anganku di tahun depan, dengan segala petunjuk dariMu. Aamiin...
Good bye 2012, Welcome 2013, Welcome New Life J
No comments:
Post a Comment