Friday, July 20, 2012

Bilik Cinta di Penjara


Lagi-lagi kembali tercengang dengan sebuah tayangan berita. Bukan oleh berita kemiskinan atau kekerasan yang biasa menghiasai layar kata kita. Tetapi oleh berita tentang sebuah tempat yang bernama “penjara”. Ya penjara. Sebuah nama yang kita tahu sebagai tempat mengurung pelaku tindak kriminal untuk menghukum dan memberikan efek jera kepada mereka. Tempat yang mengekang kebebasan para penghuninya. Tapi di berita tadi kata “penjara” menjadi begitu menarik di telinga saya. Mengapa?? Karena di penjara ada bilik untuk bercinta.
Ya, fakta yang cukup mencengangkan tersebut benar-benar terjadi di sebuah penjara di Indonesia. Fenomena “penjara mewah” ini bukan terjadi pertama kali ini. Bila kita ingat, ada beberapa fasilitas mewah yang ditawarkan “kurungan” itu kepada penghuni-penghuninya yang berasal dari kelas atas. Fasilitas jalan-jalan ke luar negeri dan nonton pertandingan olah raga (ingat kasus Gayus Tambunan), fasilitas kamar mewah layaknya hotel bintang 5, spa, dan ruang karaoke (kasus Arthalyta Suryani). Dan sekarang ada lagi fasilitas yang dinamakan “bilik cinta” yang disediakan khusus untuk bercinta. Oh my God, apa lagi ini??
Mendengar namanya saja saya terheran-heran, apalagi fungsinya. Memang tidak dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan biologis yang harus dipenuhi, sama seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dan jika ruangan itu disediakan untuk bercinta para tahanan dengan pasangannya, itu tidak jadi masalah. Tetapi kalo dengan orang lain/wanita bayaran?? Bukankah ini akan melegalkan praktek prostitusi di balik jeruji besi?? Lalu apa bedanya penjara dengan tempat-tempat komersialisasi yang banyak berceceran di sudut-sudut kota?? Dan ini merupakan kesempatan untuk menarik untung bagi sipir-sipir penjara.
Mestinya penjara mampu memberikan pelajaran dan efek jera bagi para tahanan. Tetapi dengan fasilitas yang begitu mewah dan kebebasan yang dimiliki, khususnya bagi mereka yang berduit, penjara layaknya sebuah hotel yang siap mereka datangi dan tinggalkan kapan pun. Belum lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di dalamnya. Praktek prostitusi, jaringan narkoba, membuat penjara berubah dari kurungan menjadi sarang kejahatan. Ya, tempat yang awalnya sangat ditakuti berubah menjadi tempat favorit untuk meneruskan kejahatan mereka. Dan lagi-lagi yang mencengangkan, praktek ini justru didukung polisi/sipir penjara, orang-orang yang harusnya menegakkan hukum, justru menginjak-injak hukum itu sendiri. Yah,sudah sering mungkin.
Dan sekali lagi, fenomena ini membuat kita mengelus dada. Dalam hati sambil berpikir “fasilitas apa lagi ya selanjutnya??”

No comments:

Post a Comment