Thursday, August 23, 2012

Segores Coretan


Barangkali harapan ini hanya semacam doa yang memeluk kehampaan sebagai kamu. Tapi, biarlah. Sesekali waktu perlu mengajariku cara tercepat meninggalkan masa silam meski aku tak yakin kamu akan “hilang” begitu saja di masa depanku.
          Kadang setiap merindumu aku menegarkan hati dengan merapal mantra “semoga”, dan berharap mantra itu mustajab untuk mengembalikan “yang pergi” dan memulangkan “yang lupa”. Walaupun setiap mataku membuka kamu tetap pergi dan tetap lupa kembali.
(Dari buku “Sepatu Dahlan”)

Saturday, August 18, 2012

Ramadhan yang Pergi


Ada yang berbeda di adzan maghrib sore ini
Ada tambahan ayat-ayat Qur’an yang tak asing di telingaku
Meskipun tak kudengar setiap hari

Oh, suara takbir, batinku.
Aku terhenyak
Secepat itu kah?? pekikku

Kutatap kalender di dinding
iya besok tanggal merah
tapi tak kusangka itu Idul Fitri

Baju dan kerudung baru telah kusiapkan
untuk kupakai di lebaran esok hari
tapi hatiku??
Hatiku masih mencoba menjadi yang baru
Membebaskan dari segala luka dan amarah
juga dendam dan rasa bersalah

Bahagia menghampiri
ketika hati berhasil membebaskan diri
dari belenggu-belenggu duniawi
Tuhan, aku berserah diri
Semoga Kau ijinkan aku bertemu RamadhanMu esok hari
lagi...

Thursday, August 16, 2012

Lalu Kita??


Satu per satu kata tersusun menjadi kalimat
Kalimat demi kalimat terangkai menjadi paragraf
Paragraf – paragraf tersambung menjadi cerita
Lalu kita??

Wednesday, August 8, 2012

Dia – Part 1


Entah mengapa, semenjak pertemuan yang tak direncanakan kita malam ini, aku gelisah. Sepulangku ke kos, berusaha ku pejamkan mataku. Tak bisa. Ada rasa tak tenang di hati ini. Kunyalakan laptop, tancapkan modem, berselancar di dunia maya, tetap tak tenangkan otakku. Kembali berbaring, ku tatap langit-langit kamarku yang sepi. Sekonyong-konyong bayanganmu melintas. Kembali ku pejamkan mataku, berharap tidur membuatku tak lagi mengingat dirimu. Tapi justru semakin parah. Bayanganmu justru semakin sering berkelebat. Ahhh...kesalllll. Ku buka mataku. Teringat kembali semua kenangan yang pernah tercipta di antara kita. Kenangan yang mungkin hanya aku yang mengingatnya. Awal perkenalan kita kembali membayang.
          Kau ingat saat awal perkenalan kita dulu?? Saat aku masih menjadi seorang gadis polos, datang ke universitas ini bersama ibu dan seorang kenalanku untuk daftar ulang. Kau tiba-tiba datang, menebak jurusanku, dan memberikan leaflet hmj mu. Aku heran waktu itu, kenapa kau hanya memberikannya padaku, tapi kenalanku tidak?? Ah sudah, mungkin kebetulan saja tebakanmu benar. Tiba-tiba tanpa ku tanya kau langsung menjelaskan tentang organisasimu, menuliskan nama dan nomor hp mu di leaflet.
          Di rumah, ku tatap saja leaflet yang kau berikan padaku. Ku ketik nama dan no hp yang tertulis di situ ke dalam contact hp ku. Lalu ku hapus lagi. Tak penting, pikirku. Toh aku juga ga mau ikut-ikut organisasi apapun

Monday, August 6, 2012

Ceritaku


            Entah kenapa akhir-akhir ini sering pusing (dalam arti sebenarnya), sering galau, marah, dan kesel sendiri. Tiap hal kecil yang ga sesuai amarah udah bisa bikin emosi. Hmmm...memang akhir-akhir ini banyak masalah. Efeknya selain hal-hal diatas, makan jadi ga enak, insomnia tambah parah, dan kalau bisa tidur pun selalu ga nyenyak. Dan saya jadi sering galak ke orang. Sebenarnya saya heran, sejak kapan saya menjadi orang yang begitu peduli terhadap permasalahan-permasalahan yang saya hadapi. Menjadi orang yang begitu serius dan kaku. Padahal dulu saya tipe orang yang sangat cuek terhadap masalah. Tipe orang yang santai, meskipun saya juga bukan tipe orang yang tidak peduli kepada orang lain. Saya selalu membiarkan permasalahan saya sampe selesai sendiri dan berlalu. Mungkin benar kata orang, semakin dewasa kita akan semakin tahu cara menghadapi sesuatu yang terjadi di sekitar kita.
            Tapi saya rindu kepada kepribadian saya yang dulu. Rindu banget. Menjadi orang yang santai dan periang, serta orang yang cerewet dimana-mana. Kalau soal galak sih sebenarnya saya emang galak dari dulu (bawaan orok). Sekarang saya malah terkesan menjadi orang yang serius, kaku, dan njlimet jalan pikirannya. Menjadi orang yang kebanyakan berpikir. Dan akhirnya itu mempengaruhi raut muka saya karena tampilan senyum saya yang manis menjadi berkurang. Bahkan saya suka kesel sama diri saya sendiri yang begitu.
            Hmmm...jika diingat-ingat sejak kapan saya menjadi begini, itu dimulai sejak saya aktif berkarir di organisasi kampus. Awalnya ikut dulu saya cuma iseng, tapi lama-lama karena pengen belajar dan nyari temen yang banyak, saya justru terjebak terlalu dalam pada organisasi-organisasi itu. Dan kebetulan 2 organisasi-organisasi itu merupakan organisasi yang serius (menurut saya), banyak ditempa permasalahan-permasalahan, karena memang yang dilatih soft skillnya selain hard skillnya. Entah bagaimana caranya dan potensi apa yang para senior lihat dari saya, pada akhirnya saya menduduki posisi-posisi penting di organisasi-organisasi itu (padahal saya sendiri ga yakin sama kemampuan saya, tapi ya sudahlah).
            Hari demi hari saya lalui sebagai makhluk organisasi. Semakin lama semakin banyak dan berat permasalahan yang harus dihadapi dan diselesaikan. Menuntut saya, sebagai salah satu pengurus organisasi, untuk selalu berpikir mencari solusi pemecahan setiap permasalahan yang kami hadapi. Dan kebiasaan berpikir ini pada akhirnya menyebabkan saya selalu serius menghadapi segala hal. Seperti sekarang, ketika permasalahan organisasi datang silih berganti dan tak putus seperti rel kereta api, saya tiap hari menjadi galau, bingung, pusing, hilang semangat, dan yang palin parah adalah insomnia saya semakin akut. Ketika yang lain sudah asik mengelana dalam dunia mimpinya, saya masih galau di depan laptop memikirkan solusi masalah tersebut.
            Ya, dalam istilah gaulnya saya berubah menjadi kelelawar malam. Tapi masih mending kelelawar, siangnya masih bisa tidur dengan tenang. Lha saya?? masih tetap harus beraktivitas sembari tetap memikirkan solusi masalah tersebut. Hmmm, berat memang hidup ini. Tapi ya gimana lagi, hidup dan segudang permasalahannya memang harus tetap dijalani. Semoga saya segera kembali ke kepribadian saya yang menyenangkan seperti dulu, kepribadian yang saya sukai. Dan semoga malam (eh pagi) ini saya bisa tidur dengan nyeyak, karena besok pagi-pagi saya harus cus ke kampus buat KRS an lalu bersih-bersih kos baru lagi.
            Baiklah, karena jam sudah menunjukkan pukul 2.39 dan sejam lagi harus bangun buat sahur, saya akhiri dulu ketik-ketiknya. Daaa

Friday, August 3, 2012

Pelangi di Senyummu


Sore ini aku pergi ke sebuah panti asuhan di kota ini bersama teman-temanku. Ya, kami memang ada agenda organisasi untuk buka bersama mahasiswa baru dan anak-anak panti asuhan tersebut serta memberi sedikit bantuan untuk mereka. Ramadhan adalah saat yang mulia untuk berbagi, pikir kami.
          Pukul 15.30, aku dan seorang teman sampai disana. Telat sedikit, pikirku. Tak apalah, belum saatnya berbuka. Dan dengan pedenya aku masuk ke panti itu, di tengah-tengah mereka yang sudah berkumpul. Aku duduk. Dan tiba-tiba pandanganku langsung tertuju pada seorang gadis kecil yang duduk tidak jauh dari tempatku. Manis, batinku. Diam-diam ku dekati gadis kecil itu.
“Namanya siapa dek?”, tanyaku.
“Agita mbak”, jawabnya singkat.
“Umur berapa?”, tanyaku lagi.
“Dia masih 8 tahun mbak, masih kelas 3”, jawab seorang anak perempuan yang duduk di sebelahnya.
Aku terhenyak. Dia masih sekecil itu? pekikku dalam hati. Gadis sekecil itu sudah ditinggal pergi orang tuanya. Entah mereka pergi secara fisik atau ada suatu alasan lain. Benar-benar kasihan dia, batinku dalam hati.
Waktu berbuka pun tiba.
“Adek nggak makan?”, tanyaku pada gadis kecil itu lagi tatkala ia hanya diam memandangi makanannya.
“Nanti mbak”, jawabnya sambil tersenyum.
“Mau mbak suapin?”, aku menawarkan diri.
“Nggak usah mbak, aku makan sendiri, tapi nanti aja”, jawabnya ramah dan kembali tersenyum.
Oh, manisnya. Entah kenapa aku merasa senyumnya sangat tulus. Seakan menyembunyikan kesedihan dan penderitaan yang ia jalani sejak kecil.
Acara buka bersama dan berbagi itu berakhir. Ku ambil sebuah bingkisan yang memang sudah kami siapkan untuk dibagikan kepada anak-anak penghuni panti itu.
“Dek Agita, sini”, panggilku
Gadis kecil berkerudung itu berlari ke arahku.
“Ada apa mbak?”, tanyanya sambil menatapku
“ Ini ada hadiah buat adek yang cantik”, jawabku.
“Apa ini?”, tanyanya dengan muka penasaran sambil buru-buru membuka bungkusan itu.
“Terima kasih mbak”, katanya. Matanya yang berkaca-kaca menatapku lembut. Sementara tangannya mengeluarkan satu set peralatan sekolah.
“Sama-sama. Tapi adek harus janji ya, harus rajin belajar biar pintar”, pintaku.
“Pasti, aku pasti rajin belajar untuk mengejar cita-citaku”, jawabnya optimis.
Aku tersenyum sambil kuusap-usap kepalanya.

Acara pun berakhir. Kami berpamitan kepada seluruh penghuni panti.
“Mbak, tunggu”. Sebuah teriakan kecil memanggilku. Aku menoleh.
“Mbak jangan lupain aku yaa”, pinta gadis kecil itu.
“Nggak bakalan dek, moga mbak bisa kesini lagi yaa”, ucapku seraya berpamitan padanya.
          Perlahan-lahan kami pergi. Tapi wajah gadis itu dan senyumnya tak pernah pergi dari ingatanku. Ada pelangi di senyummu dek J


Solo, 22 Agustus 2010

Thursday, August 2, 2012

Kenangan Manis di Masa Lalu


Seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya, siang hari dan ga ada kerjaan, buka FB lalu didiemin. Iseng-iseng buka tag-tag an foto-foto dari jaman dulu. Settttt, nemuin foto yang kamu juga di tag. Terdiam sejenak, ah sudahlah, aku tak mau cerita tentang kamu lagi. Terus lanjut buka foto, yeahhh nemu foto jaman-jaman di Himakom. Seneng banget rasanya ngliat semua album kenangan itu. Foto-foto jaman masih culun, masih polos, dari jaman kepengurusan 2009/2010 (Mas Ansyor) sampe kepengurusan 2010/2011 (Ikhsan).
Dan saya ngakak-ngakak sendiri di kamar ngliat foto-foto “pekokan” tersebut, apalagi komen-komennya yang ga kalah bikin ngakak juga. Malu baca tulisan saya sendiri yang masih alay, malu campur kesel ngliat kecro-kecroan yang ditujukan pada saya. Hey, saya baru sadar, ternyata gosip itu sudah ada sejak dulu yaa, sejak saya masih duduk di semester awal dan baru kenal kalian. Bahkan sampe sekarang kalian pun masih sering menanyai saya tentang hal itu. Kalian memang benar, meskipun beribu kali saya menyangkalnya, rasa itu pernah hadir dan hinggap di hati saya. Tapi sudahlah, itu masa lalu saya (yang sering jadi bahan tertawaan kalian sampe puas). Meskipun saya sedih atas akhir kisah itu, tapi saya suka kalo kalian nggosipin saya, karena itu bukti perhatian kalian pada saya.

Wednesday, August 1, 2012

Aku MerinduMu


Tuhan, entah mengapa pagi ini tiba-tiba aku sangat sedih
aku merasa rapuh, dan aku merasa sendiri
Tuhan, aku sangat ingin sujud di hadapmu
berdoa dan bercerita padamu
tapi kodratku sebagai wanita menghalangi itu
namun aku yakin dalam keadaan apapun kau akan mendengar kata hatiku

Tuhan
aku merinduMu
sangat merinduMu
mungkin seringkali aku melalaikan Engkau
padahal tak pernah Engkau melupakan hamba-hambaMu

Maafkan aku Tuhan
jika seringkali aku hanya datang di saat susah
dan kembali mengacuhkanMu di saat bahagiaku
Maaf  pula
bila seringkali cintaku padaMu terkalahkan
oleh cintaku pada makhlukMu
seringkali aku lebih takut kehilangan makhlukMu
daripada kehilangan Engkau

Ampuni aku...
(cerita keresahan di pagi, 2 Agustus 2012)