Thursday, July 26, 2012

Akhir Cerita Kamu

Dear kamu


Ijinkan aku menulis lagi tentang kamu yaa...
Semoga ini tulisan terakhirku tentang kamu
Aku hanya ingin menulis sedikit tentang kamu di tulisan ini

Ya, kamu...

Sumber inspirasiku selama ini. Tahukah kau, begitu banyak tulisanku yang bercerita tentangmu?? cerita, cerpen, bahkan puisi yang terlahir dari tarian jari-jariku diatas keyboard laptop semua adalah tentangmu. Ahhh, kau tak mungkin tau, karna aku tak pernah sedikitpun menunjukkannya padamu.

Apakah kau juga tahu bagaimana aku bisa menjadi aku yang sekarang?? menjadi aku yang sampai di tahap sekarang ini?? Ya, sekali lagi karena kamu. Sekali lagi, kamu adalah motivatorku. Mesin penggerak semangatku. Sering setiap kali aku hampir jatuh, dan ingin menyerah. Tapi setiap aku mengingatmu, tubuh dan otakku seperti mendapat suntikan suplemen. Langsung grennngggg gitu hehehe...

Hmm...kau mengajariku banyak hal. Kau tau, betapa egoisnya aku dulu?? aku tak pernah mau minta maaf ke orang atas kesalahanku. Tapi semenjak mengenalmu, aku bisa lancar mengucapkan maaf dalam berbagai bahasa (lebay) jika aku melakukan kesalahan kepada orang lain. Kamu hebat yaa?? Kamu juga orang yang mengajariku untuk bersikap dewasa (entah kau menyadarinya atau tidak) di tengah-tengah sifat kekanak-kanakanku.

Kau juga pintar dan bijak. Itulah yang selalu aku kagumi darimu. Mungkin terlalu banyak kelebihan yang menutupi kekuranganmu di mataku. Kalo kata Ipank “apapun yang kau lakukan, baik dan buruk bagiku tetap indah” (eh malah nyanyi). Sudah ah, nanti kau jadi semakin ge-er :D

Oya, aku sangat suka senyum dan matamu lho. Senyummu manis. Dan matamu lucu. Indah sekali jika melihat keduanya bersatu padu, membentuk harmoni yang indah di wajahmu (eh). Kau juga jago bola. 1 nilai plus dimataku jika seorang cowok pintar bermain bola. Setiap kau main bola, aku sangat ingin merekamnya, tapi aku terlalu malu untuk melakukannya. Dan akhirnya aku memilih merekamnya dalam otakku. Maaf jika aku terlalu banyak memujimu. Tak kusangka jari jemariku lebih fasih menceritakan segala hal baik tentangmu, daripada merangkai kata tentang keburukanmu. Maaf yaa...

Wednesday, July 25, 2012

Rindu yang Tersekat


Ada rindu yang tersekat
melewati lorong waktu
mencari sisa-sisa harap
tapi bukan untukmu

semilir angin membawa kesejukan
hadirkan pelangi baru di hadapku
yang menunggu menjadi asa yang akan kusentuh

Sunday, July 22, 2012

Fenomena Ramadhan


Fenomena Ramadhan selalu menggelitik untuk diamati. Bulan yang penuh berkah ini membuat umat Islam di seluruh belahan dunia ramai-ramai berlomba untuk mengerjakan amal kebaikan. Tak terkecuali dengan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia. Masjid-masjid penuh dengan orang-orang yang sholat dan mengaji, kotak amal penuh berisi uang, Penjual takjil (makanan buat buka) dimana-mana. Begitu mendamaikan hati.
Tetapi fenomena ini hanya terjadi saat awal ramadhan saja (kecuali penjual takjil). Memasuki pertengahan ramadhan masjid-masjid mulai sepi ditinggalkan jamaahnya, suara lantunan ayat suci Al Qur’an mulai jarang, sepi pembaca. Apalagi di kota tempat tinggal saya, Madiun, ada pasar murah yang muncul tiap 2 minggu terakhir di bulan Ramadhan. Ini makin menyita perhatian masyarakat. Masyarakat lebih memilih berbelanja keperluan lebaran di pasar murah. Mereka lupa masih ada amalan yang lebih penting untuk dikerjakan di bulan Ramadhan. Ini menyedihkan.
Tak hanya itu, masyarakat mulai kembali ke kebiasaannya sebelum memasuki bulan suci ini. Yah, mungkin inilah yang disebut tantangan terbesar bulan Ramadhan. Menjaga tingkat keimanan dan ketakwaan kita sampai akhir Ramadhan bahkan seterusnya. Mengisi masjid dengan jamaah yang berbondong-bondong sholat berjamaah dan selanjutnya melantunkan ayat-ayatnya yang menenangkan.

Pesan Dari Yang Terkasih


Anakku...
Kini kau sudah besar
Sudah saatnya kau pergi ke tanah rantau
Meneruskan tugas mulia menuntut ilmu

Anakku...
Kini kau telah dewasa
Sudah saatnya meninggalkan kenyamanan di rumah
Kau harus belajar mandiri

Anakku...
Ketahuilah bapak ibumu juga sedih kau pergi
Tapi ini bentuk kasih sayang lain yang kami berikan padamu

Kami tak dapat membekalimu dengan harta
Hanya doa yang selalu kami iringkan untukmu
Semoga Allah selalu menjagamu yang jauh disana

Satu pesan kami untukmu
Jangan lah kau tinggalkan Tuhan Mu dimana pun engkau
Jagalah selalu sholat dan ngajimu
Serta semua yang telah kami ajarkan padamu

Jika nanti saatnya kau kembali ke pelukan ayah dan ibumu
Pulanglah membawa prestasi dan kebanggaan untuk kami
(pesan dari ayah dan ibu untukmu)

Saturday, July 21, 2012

Kau


Kau
Satu nama yang pernah terukir di hatiku
Satu kisah yang pernah tertulis di lembar kehidupanku

Kau
Mimpi yang kurangkai sendiri
Menjadi harapan
Dan pada akhirnya ku hancurkan

Aku jatuh  dalam pesonamu
Dan terperangkap dalam imajinasi tentangmu

Kini ijinkan aku melepasmu
Kembali ke duniamu
Akan kukepakkan sayapku
Kembali ke duniaku

Terperangkap


Kususuri lorong-lorong di hatimu
Tak ada cahaya terangi langkahku
Ku coba ketuk dinding-dinding di sekitarku
Sunyi, tak ada jawab satu pun

Langkah ini ditemani batu-batu terjal
Ku coba cari celah
Tetap tak kutemukan

Yah, langkah ini terlalu payah dan putus asa
Membuat kaki penuh sayatan luka-luka
Aku tersesat
Di ruang hatimu

Ku coba keluar
Namun terlalu sulit tanganku menggapainya
Aku tak temukan jalan masukku sebelumnya

Ku terperangkap dalam hatimu
Hingga sulit ku bernapas
Ingin ku kembali bebas
Terbang ke duniaku


Ku harus lepaskanmu
Melupakan senyummu

Ramadhan, Melatih Sabar


Bener-bener kesel. Itu yang mungkin terasa saat kembali membuka aku sosmed. Entah kenapa ada rasa tak dihargai ketika saya membuka alamat sosmed anda. Ya salah saya juga sih kenapa hari ini saya pengen kepo in anda, dan mengikuti keinginan saya. Dan seketika, ahhhh.....tiba-tiba rasa marah ini membuncah.
Seharusnya kan saya sadar, ga ada gunanya juga kepo in anda. Toh anda juga ga pernah peduli sama saya. Trus ngapain saya begitu. Ah...bodohnya...bodohnya...Akibat kesalahan saya ini, entah kenapa juga rasa hormat yang selama ini begitu saya jaga, seakan ikut pergi dimakan kemarahan saya. Dan seketika saya pengen meng unfol dan remove anda. Biar kita cukup ketemu di dunia nyata saja, yang jarang, dan ga usah lagi ketemu di dunia maya. Setidaknya itu bisa mengurangi kekesalan saya.
Tapi untung Allah begitu baik. Dia mengingatkan saya melalui bisikan hati. “Ingat nin, ini bulan ramadhan. Mungkin ini cobaan untuk berlatih sabar”. Ya, mungkin ini pemberian Allah atas doa saya yang meminta kesabaran. Dikasihnya dengan cara seperti ini.
Sekali lagi ini RAMADHAN. Tidak hanya menahan makan, minum, hawa nafsu, tapi juga emosi. Musuh terbesar yang susah dikendalikan. Wassalam.

Friday, July 20, 2012

Bilik Cinta di Penjara


Lagi-lagi kembali tercengang dengan sebuah tayangan berita. Bukan oleh berita kemiskinan atau kekerasan yang biasa menghiasai layar kata kita. Tetapi oleh berita tentang sebuah tempat yang bernama “penjara”. Ya penjara. Sebuah nama yang kita tahu sebagai tempat mengurung pelaku tindak kriminal untuk menghukum dan memberikan efek jera kepada mereka. Tempat yang mengekang kebebasan para penghuninya. Tapi di berita tadi kata “penjara” menjadi begitu menarik di telinga saya. Mengapa?? Karena di penjara ada bilik untuk bercinta.
Ya, fakta yang cukup mencengangkan tersebut benar-benar terjadi di sebuah penjara di Indonesia. Fenomena “penjara mewah” ini bukan terjadi pertama kali ini. Bila kita ingat, ada beberapa fasilitas mewah yang ditawarkan “kurungan” itu kepada penghuni-penghuninya yang berasal dari kelas atas. Fasilitas jalan-jalan ke luar negeri dan nonton pertandingan olah raga (ingat kasus Gayus Tambunan), fasilitas kamar mewah layaknya hotel bintang 5, spa, dan ruang karaoke (kasus Arthalyta Suryani). Dan sekarang ada lagi fasilitas yang dinamakan “bilik cinta” yang disediakan khusus untuk bercinta. Oh my God, apa lagi ini??

Miris


Kembali miris ketika melihat tayangan sebuah berita di salah satu stasiun tv. Lagi-lagi soal kemiskinan. Sebuah masalah klasik yang masih belum terselesaikan sampai sekarang. PR yang selalu jd PR. Hampir setiap hari fenomena kemiskinan menghiasi layar kaca dengan berbagai bentuknya. Mulai dari tindakan kriminal yang disebabkan kemiskinan, tindakan bunuh diri karena tidak tahan himpitan ekonomi, dan berbagai bentuk kemiskinan yang pada akhirnya kembali membuat kita mengelus dada.
Dan kembali hari ini hati menangis melihat sebuah berita di tv. Di sebuah pasar di ibukota yang menjual berbagai bahan makanan yang sudah BUSUK dan BERJAMUR dengan separuh harga. Dan dapat kita tebak, pembelinya adalah ORANG MISKIN. Ya, orang miskin yang notabene pengahsilannya terbatas. Mereka rela membeli makanan yang jelas-jelas sama sekali tidak sehat dan membahayakan tersebut, hanya demi bisa menyelamatkan perut mereka dari rasa lapar. Apa rakyat miskin hanya berhak makan makanan yang beracun?? Miris?? Iya. Kita miskin di negeri yang kaya. Mungkin memang hal yang biasa kita lihat, tapi tetap saja hal ini mengoyak nurani.
            Dari tahun ke tahun, jumlah kemiskinan di Indonesia terus saja meningkat. Kita lihat data yang dikumpulkan ADB (Asian Development Bank), pada tahun 2010 saja angka kemiskinan di Indonesia mencapai 43,1 juta (www.tribunnews.com). Sebuah angka yang cukup mencengangkan untuk negeri yang memiliki sumber daya alam melimpah ruah. Meskipun jumlah itu mendapat sanggahan dari pemerintah dengan mengatakan pendapatan perkapita masyarakat mengalami kenaikan. Tapi kenyataan yang ada di lapangan mengatakan lain. Bagi saya, itu cukup menunjukkan kenaikan kekayaan sebagian yang kaya saja. Dalam arti lain, yang kaya bertambah kaya, yang miskin semakin terjerumus dalam kemiskinannya.

Thursday, July 19, 2012

Kamu

Pada musim dingin kala itu, kau genggam erat jemariku.
Hangat meresap sampai ke dalam hatiku-mengingatkanku pada satu masa bahagia yang pernah kurasa dulu, dan aku pun jatuh cinta.
Tapi, aku tahu, cerita kita hanyalah kisah yang direka, tak akan mewujud nyata. Aku yang salah membiarkan diriku jatuh begitu mudah, dalam pesonamu.

Kukemasi rindu dan harap ini. Tak ada tempat untukku dalam kisahmu. Kau dan dia, telah lama saling berbagi hari bahagia bersama. Hangat pelukmu hanyalah untuknya.

Aku hanyalah sebuah jeda dalam napasmu, sementara dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap hela. Aku putuskan untuk berhenti berharap, dan aku tahu bahwa luka akan mendewasakanku.

Namun, kadang malam membuatku meragu dan kembali bertanya, benarkah dirimulah cinta yang selama ini kucari sepanjang waktu?
Kau, berilah aku isyarat. Satu kali saja....


Friday, July 13, 2012

Segores Luka

Diawali obrolan hari ini dengan kawan-kawan. Tiba-tiba kembali terlintas peristiwa itu. Jogja, 3D, nonton film bareng. Ahh...hatiku selalu saja membenci ingatan itu. Ingatan yang ingin kulupakan, tapi selalu saja tak bisa (semoga ini salah). Peristiwa yang cukup menghempaskan jiwaku, menyisakan goresan luka yang sangat dalam di palung hati. Mungkin ini berlebihan tapi begitulah kenyataannya. Luka memang ibarat paku, bisa dicabut tapi tetap meninggalkan bekasnya.
Entah kenapa peristiwa ini bisa begitu dalam tertancap di ingatanku. Begitu pula sakit yang ditinggalkannya. Dia dan kau. Ahhh...andai saja bukan dia yang kau pilih untuk kau dekati, mungkin tak akan sesakit ini. Dia yang kuanggap layaknya adikku sendiri, dan kau...Sebagai manusia normal sulit rasanya untuk tak membenci kalian, tapi aku tahu aku tak berhak. Toh kau bukan sesuatu yang pernah ku miliki. Tak seharusnya pula aku merasa kau terebut dariku. Tapi ahhhh...aku tetap saja tak rela. Aku lebih rela kau tetap bersama pacarmu. Munafik?? iya. Tapi itulah pilihanku jika disuruh memilih.

Wednesday, July 11, 2012

Ia yang sering terlupakan

Tuhan betapa aku malu
Atas semua yang kau beri
Padahal diriku terlalu sering
Membuatmu kecewa

Entah mungkin karna ku terlena
Sementara Engkau beri aku kesempatan
Berulang kali agar aku kembali

Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakanMu
Betapa tak ada apa-apanya
Aku di hadapanMu

Aku ingin mencintaiMu setulusnya
Sebenar-benar aku cinta
Dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekatiMu selamanya
Sehina apapun diriku
Ku berharap untuk bertemu denganmu Ya Rabbi
(Edcoustic)

Sebuah lagu dari Edcoustic (yang aku pun tak tau judulnya) seakan mengingatkan betapa seringnya kita melupakan Allah. Seringkali kita terlena dalam urusan duniawi dan tanpa rasa berdosa Ia yang seharusnya kita ingat dalam setiap urusan dan waktu yang kita miliki menjadi terlupakan. Seringkali pula kita hanya mengingatNya di kala kita sedih, namun di kala kebahagiaan datang menghampiri seringkali kita lupa untuk bersyukur. Namun Allah begitu baik, Ia tidak pernah meninggalkan kita walau kadang kita melupakannya. Ia juga selalu mau menerima ketika kita ingin kembali padaNya.
Tuhan, maafkan diriku yang sering melupakanMu. Maafkan aku yang sering suudzan padaMu. Selama ini Engkau telah banyak menunjukkan jalan yang baik untukku, meskipun mungkin seringkali aku membencinya. Hanya dua kata yang pantas kuucapkan untukMu. Maaf dan Terimakasih. Maaf untuk segala kesalahan yang pernah ku perbuat. Maaf aku belum bisa menjadi hamba yang benar-benar mencintai Engkau.
Terimakasih ku ucapkan atas semua nikmat yang telah Kau beri. Terimakasih atas kehidupanku yang indah dan berwarna ini. Terimakasih atas semua rasa bahagia, sedih, anugrah dan masalah yang telah Kau berikan. Semuanya membuatku belajar tentang  banyak hal. Sekali lagi, trimakasih Ya Allah ^^
(ditulis pada 13 Juli 2010 pukul 12:09)

Kesederhanaan

Ini tentang sebuah kesederhanaan
kesederhanaan yang ku lihat dulu
kesederhanaan yang pernah membuatku kagum
tapi perlahan-lahan kulihat dia hilang
kesederhaan itu
dari dirimu...

Ada Masa



Ada masa
ketika kita harus pergi
dan meninggalkan smua yg pernah indah

Ada masa
ketika kita harus meninggalkan jejak yg pernah tergambar
dan luka yg pernah terukir

Ada masa
ketika kita harus melupakan
setiap kenangan yg tercipta
dan mimpi yg tumbuh di angan

Ada masa
ketika aku harus pergi
meninggalkan smuanya
dan membuat jejak baru utk kutempuh

Bukan keegoisan yg menjadi alasan
tapi penghormatan akan sebuah keputusan...

berawal dari lagu

Malam ini begitu membosankan. Iseng-iseng puter playlist di winamp.Teringat kata-kata seorang teman "kalo kerja di Metro yang dipentingin bahasa inggrisnya. Kalo bahasa inggrisnya lancar, aman deh." Begitu kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Berhubung aku pengen banget kerja di Metro TV, langsung kusetel lagu-lagu bahasa inggris untuk memperlancar ilmu yang kumiliki. Ku klik lagu berbahasa inggris pertama yang nangkring di playlistku, "when you're gone" nya Avril Lavigne. Perlahan-lahan ku dengarkan dan ku nyanyikan bait demi bait. Tapi tiba-tiba ada sesuatu hal yang aneh pada hatiku. Sesuatu yang ku rasakan tapi tak tahu apa namanya. Setttt, tiba-tiba ingatanku melayang pada sosok itu. Ya, sosok yang hampir 1 taun ini coba aku lupakan. Lagu ini mengingatkanku pada perkataannya dulu tiap aku menyanyikannya "Nin, jangan nyanyi lagu itu, aku gak pengen denger, kamu tahu alasannya". Yah,meski aku tak tau pasti alasannya, hanya berdasarkan sedikit cerita yang ia pernah sampaikan dan menerka-nerka saja, kurasa aku bisa mengerti alasannya (ditambah suaraku yang juga gak merdu).
Entah kenapa tiba-tiba hatiku terasa hampa, padahal sudah hampir 1 tahun ini (7 bulan tepatnya) aku benar-benar melupakan (meski kadang masih ketemu) dan tak memperdulikannya lagi. Lepas dari semua pikiran tentangnya. Jujur, hampir setahun ini ada sosok lain yang menarik perhatianku. Sosok yang bisa membuatku nyaman dan tertawa di dekatnya. Meskipun di awal hatiku juga masih terbelah antara dia dan sosok baru itu. Namun di sosok baru itu pun aku masih belum bisa menemukan jawaban, apa aku sayang, suka, kagum, atau sekedar merasa nyaman saja?? entahlah, kunikmati saja rasa nyaman itu. Toh bagiku yang penting aku tak menyakiti siapa pun (semoga benar-benar tak ada yang tersakiti).
Ingatan tentang sosok itu begitu menggangguku. Bahkan sampai kutulis blog ini. Jujur, memang tak begitu saja dengan mudahnya melupakan dia. Bertahun-tahun dia nongkrong di hatiku, mengisi setiap kekosongan yang ada di ruang hati. Bahkan sampai detik ini aku masih begitu ingat tiap kata-katanya, nasehatnya, tempat-tempat yang pernah kami singgahi, dan setiap peristiwa yang dilalui bersama. Hmmm...andai menghapus kenangan itu semudah menekan ctrl + D di komputer. Tapi kenangan memang tidak perlu dihapus. Cukup dinikmati saja.
Jujur, rasanya baru pertama ini rasanya aku bener-bener sayang sama seseorang (kalo dulu naksir sih sering) dan bisa bener-bener deket (selain keluargaku tentunya). Aku merasa wow sekali bisa menjaga perasaan sampai sebegitunya. Tapi ya, takdir Allah berkata lain sih. Kedekatan itu tidak menimbulkan apa-apa diantara kami. Ya, hanya teman. Itu status yang kami sandang dari dulu sampe sekarang. Tapi aku cukup bahagia, setidaknya banyak hal yang dia ajarkan padaku sehingga perlahan-lahan aku berubah ke arah yang lebih baik. Allah cukup adil memang. Walaupun hanya sebagai teman, tapi dia mampu menjadi motivasiku untuk  jadi lebih baik. Terlalu banyak hal dan peristiwa yang pada akhirnya membuat aku perlahan-lahan menjauh darinya. Hmmm ya, ini sudah jadi keputusanku. Keputusan yang harus aku ikhlaskan. Semoga memang ini yang terbaik bagi kami.

Doaku malam ini sebelum tidur
Ya Allah, hapuskan setiap kegelisahanku tentangnya
hapuskan segala pikiranku tentangnya
ada hati yang harus aku hormati
jauhkan aku dari segala hal yang dapat menyakiti hati orang lain
berikan apa yang terbaik untuknya, dan untukku
amin...  

Semu


Jejak kenangan yang pernah terukir
tak mampu terhapus oleh waktu...
Hembusan angin pun tak mampu membawa luka pergi...
Mencoba nyanyikan nyanyian-nyanyian kosong tanpa makna...
Aku bermain dengan imajinasiku
tentang cinta dan kebahagiaan semu yangg kau cipta...

Sunday, July 8, 2012

Sejenak Bayangmu

Kau datang di pagiku
membawa sesuatu yang ku sebut rasa
merasuk, tenggelam di dasar hati
hingga tak lagi berlogika

Setiap hari kunikmati bayangmu
ya, hanya bayangmu
sebab tak ada lagi yang bisa kumiliki
kugenggam, dan ku jadikan sandaran

Sang waktu pun berbisik
memaksa logika kembali ke jalannya
kini, hatiku tak lagi ingin menggenggam bayangmu
pergilah, pergi
biarkan rasa ini sendiri
dan mati






Hujan


Hujan...
mengingatkanku pada kerinduan
yang pernah hadir untukmu
Semilir angin
membawa wangi namamu
membisikkan kata indah di telingaku

Hujan
meninggalkan jejak basah di tanah
jejak yang pernah kita lewati
membekas pada setiap tetes embun di dedaunan

Hujan
selalu tak peduli apa yang ia lewati
tak peduli tanah yang ia basahi
tak peduli jejak yang ia tinggalkan
seperti kenangan
yang membekas di hati kita




Saturday, July 7, 2012

dunia maya: milikku milikmu milik kita

            Sepanjang malam tadi ketika saya membuka twitter, ada hal cukup menghebohkan yang terjadi. Bukan kebakaran twitternya sih, tapi TL penuh dengan orang-orang yang kebakaran jenggot (loh). Sebenernya perkaranya simpel, kenapa?? ada seorang calon maba yang udah keterima komunikasi UNS, tetapi (menurut dia) dia gak sreg karena itu permintaan orang tuanya, mengeluarkan tweet-tweetnya yang menurut sebagian tweeps mungkin kurang sopan. ketika dia bertanya kpd akun @mahasiswaUNS pun ia menggunakan huruf caps lock semua (kalo ini jelas gak sopan menurut saya,kayak preman lagi malak). Selain itu beberapa tweetnya pun mengatakan UNS kampungan lah,website nya gak lengkaplah. Bagi saya pribadi sih, itu gak masalah karena memang kondisinya seperti itu (UNS terletak di pinggir kota Solo), sementara masalah web itu malah bisa jadi kritikan terhadap UNS. Tapi yang disayangkan sih penyampaiaannya yg bikin orang baca jadi meradang (kasih permen tenggorokan aja).
            Mungkin adek maba tadi cuma mau curhat tentang kegalauaannya, tapi itu jadi masalah besar ketika dibaca banyak orang. Dimulai dari tweet dengan huruf caps lock semua yang diretweet akun @mahasiswaUNS, pada akhirnya banyak orang yang kepo pengen tahu tweet-tweet dia sebelumnya. Nah, dari situlah masalah dimulai. Niatan dia mention-mention an sama temennya, malah ditanggapi dengan emosi oleh banyak orang. Pun ketika ada sebuah akun yang menanggapi tweetnya, ia justru membalas dengan kata-kata yang gak enak juga yang pada akhirnya malah bikin orang gak respect.
            Sebenernya gak salah sih jika seseorang curhat di media sosial. Media sosial memang diciptakan untuk memberikan kebebasan sebesar-besarnya bagi kita untuk berpendapat. Kita bebas curhat, menumpahkan segala kegalauan kita di media sosial. Tapi yang perlu diingat, di media sosial pun kita tak sendiri. Kita terhubung dengan banyak orang di dunia maya, baik yang kita kenal maupun tidak. Ada aturan tak tertulis yang wajib kita patuhi disitu, yang dinamakan etika. Entah etika kesopanan, kesusilaan, atau apapun itu. Sekalipun kita tidak akan menerima hukuman secara fisik, perdana, atau perdata, namun kemungkinan kita dikucilkan oleh masyarakat masih terbuka lebar. Maka sikap hati-hati masih diperlukan dalam kita bermain di dunia maya. Tak jarang orang lebih bisa mengenal pribadi kita di dunia maya daripada di dunia nyata.
            Di dunia maya, hal-hal tak lagi menjadi milik individu. Hampir semua hal menjadi konsumsi umum. Social media menjadi public sphere (ruang-ruang publik) yang dapat diakses siapapun, kapan pun, dan dimana pun asalkan memiliki jaringan internet. Contoh ketika kita bermesraan dengan pacar di sosmed. Hal-hal yang harusnya bersifat pribadi, bisa dibaca semua orang. Ia tak lagi jadi milik kita, tapi sudah menjadi konsumsi publik. Begitu pun dengan masalah yang kita share di sosmed. Entah orang mau peduli atau tidak, menanggapi atau tidak, yang jelas ketika sudah terbaca oleh orang lain melalui sosmed, ia tak lagi menjadi milik pribadi kita. Tak dapat dipungkiri, sosmed juga sering menjadi pembongkar rahasia kita sendiri. 
Berkaitan dengan masalah awal tadi, saya mencoba bersikap netral. Bagi saya, apa yang disampaikan adek maba tadi tak salah, dengan syarat penyampaiaannya lebih diperhalus. Apalagi hal ini menyangkut isu-isu sensitif. Mungkin ia hanya tak tau kepada siapa ingin menyampaikan, sehingga media sosmed (khusunya twitter) menjadi pilihannya. Tak salah juga ia menyampaikan kritikan, sekali lagi dengan cara yang benar, dan kepada pihak yang tepat. Kalaupun bertanya dengan cara yang sopan. Buat para orang yang ngebully, saya tahu kalian emosi karena merasa kampusnya dihina (saya pun sama). Tapi coba kita melihat masalah ini lebih bijak. Tidak dengan cara memaki-maki sehingga memenuhi TL (mungkin tweet saya tentang si adek jg memenuhi TL dan gak mutu) Si adek mungkin kurang tau kondisi yang sebenarnya tentang UNS sehingga dia hanya berspekulasi menurut dia. Yang dia butuhkan informasi, motivasi, pelajaran (tapi ngasih taunya dengan kata-kata yang sopan dan halus), bukan makian apalagi hujatan. Kasihan kalo nanti dia jadi down dan gak mau kuliah. Kita gak cuma bersalah ke dia tapi juga ke orang tua yang sudah mendukungnya.
            Semoga ketika nantinya dia ke kampus yang dia dapatkan adalah dukungan, bukan lagi cacian. Toh, ia juga sudah minta maaf, buat apalagi dipermasalahkan?? Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi dia dan kita semua, untuk lebih menjaga etika bersosialisasi di dunia maya. Sekian.
(ini bukan tulisan ilmiah, hanya cerita dan berdasarkan pengalaman, lebih banyak dari pendapat pribadi. Bukan untuk menggurui tetapi agar menjadi pelajaran bagi semuanya)