Bukan tulisan yang penting, tidak
berdasarkan referensi ilmiah. Hanya mencoba menuangkan kerisauan hati pada
selembar kertas, dan agar menjadi refleksi terhadap diri sendiri
Hari
ini 83 tahun peringatan sumpah pemuda. 83 kali janji sumpah pemuda
dikumandangkan. Mungkin kita sudah hafal, bahkan bosan mendengar bunyi
kata-katanya. Menilik sebentar sejarah bangsa kita, 83 tahun lalu pemuda-pemuda
bangsa kita berkumpul, mengucapkan sumpah yang merupakan bukti nasionalisme dan
rasa cinta mereka terhadap bangsa Indonesia. Mari kita bandingkan dengan
kondisi pemuda kita sekarang. Jumlah pemuda Indonesia sekarang tak kalah banyak
dengan jumlah pemuda saat itu. Malah mungkin jauh lebih banyak. Namun dimana
pemuda-pemuda kita di saat kondisi bangsa semakin terpuruk seperti sekarang??
Memang
tak dapat dipungkiri peran para pemuda bagi bangsanya. Ketika kita mengingat
perisitiwa Reformasi pada Mei 1998, kita ingat saat itu para pemuda kita yang
pemberani lah yang berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto setelah
berkuasa selama 32 tahun. Bahkan presiden pertama kita, Soekarno pernah berkata
“Beri aku 10 pemuda maka aku akan mengoncangkan dunia”. Ini membuktikan betapa
luar biasanya peran pemuda. Pemuda selalu diharapkan jadi agent of change, garda terdepan dalam membela rakyatnya. Namun jika
kita lihat kondisi pemuda Indonesia sekarang, sangat jauh dari apa yang
diharapkan. Para pemuda sekarang justru terlena oleh berbagai kemewahan yang
dinikmatinya sehingga mereka lupa dengan peran dan tanggung jawabnya yang
sebenarnya.
Dahulu
para pemuda memiliki 1 musuh yang sama, yaitu penjajah. Para pemuda bergabung
jadi 1 menggalang kekuatan untuk mengusir penjajah dari tanah air tercinta.
Namun sekarang para pemuda menghadapi musuh yang berasal dari dirinya sendiri.
Kemalasan, sikap apatis, egois dan berbagai hal negatif lain mendera para
pemuda. Selain itu para pemuda masih memiliki musuh yang sama, penjajah, namun
penjajah yang berasal dari negerinya sendiri. Penjajah yang bersorak gembira di
atas penderitaan bangsanya sendiri.
Sejak
peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, banyak bermunculan
organisasi-organisasi pemuda. Pada awalnya organisasi-organisasi pemuda
tersebut memiliki tujuan mulia yang sama, memperjuangkan nasib rakyat Indonesia
yang masih terpuruk dalam ketidaksejahteraan. Namun jika kita lihat kondisi
organisasi pemuda sekarang, semakin banyak organisasi pemuda yang bermunculan,
namun mereka tidak lagi memperjuangkan hal yang sama. Tiap-tiap organisasi
berdiri di atas kepentingannya masing-masing. Bahkan tak jarang justru terjadi perseteruan
di antara organisasi-organisasi tersebut. Seringkali antar organisasi itu
saling menjatuhkan satu sama lain. Lalu untuk apa mereka ada?? Nasib rakyat
yang mana yang ingin mereka perjuangkan jika mereka sibuk untuk saling
menjatuhkan satu sama lain??
Terkadang
muncul dalam benak ini, kenapa organisasi-organisasi pemuda tersebut tidak
bergabung jadi 1 saja, lalu bersama-sama berjuang dengan cara yang sama untuk
memperjuangkan kesejahteraan rakyat??tidak peduli berbeda suku, agama, ras,
partai, atau apapun, tapi kita tetap merupakan pemuda Indonesia, yang punya
tanggung jawab untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia. Masa depan bangsa
ini nantinya ada di tangan kita. Kalau bukan kita sendiri yang merubah nasib
bangsa kita, lalu siapa lagi?? Majulah pemuda Indonesia.
(ditulis pada 28 Okt 2011)
No comments:
Post a Comment