Sudah sekian lama tak merasakan perasaan seperti itu. Perasaan saat
pertama kali jatuh cinta. Perasaan bahagia saat membayangkan wajahnya. Rasa
deg-deg an saat bertatap muka. Saat-saat mencuri kesempatan untuk bertemu. Saat-saat
hati menguasai diri, hingga otak dan hati sering tak seiring. Ah...rasanya
sudah tak pernah.
Mungkin Tuhan memang
sedang memberi jeda pada sang hati, untuk mengumpulkan dan menata
serpihan-serpihannya yang tercecer. Dan memberi ruang bagi jiwa untuk
memperbaiki dirinya. Mungkin juga memberi waktu kepada hati untuk menemukan
pelengkapnya. Tak apa, ini juga membahagiakan. Memberi kebebasan kepada jiwa
dan otak untuk menemukan tujuannya kembali.
Bahagia memang tidak
harus dinikmati sendiri. Melihat kawan tersenyum bahagia saat jatuh cinta, itu
anugerah. Merasakan simpati terhadap kesedihan orang-orang di sekitar, juga
anugerah. Bahagia sesederhana itu.
Rasanya setiap hal
memang patut disyukuri. Sekalipun rasa sakit. Setidaknya rasa sakit yang Ia
berikan mengajarkan arti kebahagiaan. Tanpa sakit, kita tak akan mengenal bahagia.
Pelajaran berharga yang membuat diri semakin dewasa.
Terimakasih Tuhan,
untuk setiap anugerah yang Engkau berikan. Ku mohon jaga hatiku agar tak jatuh
sebelum saatnya. Agar tak cinta sebelum menemukan “the right man” yang Kau
tuliskan untukku. Dan penuhi hatiku dengan cahaya cintaMu, agar aku mampu
mencintai dan dicintai oleh dia yang mencintaiMu J
No comments:
Post a Comment