Hari
ini aku kembali ke kota rantauku, Solo, setelah seminggu lamanya menikmati
kemewahan di rumah tercinta. Meneruskan aktivitas sebagai mahasiswi tingkat
akhir yang harus menyelesaikan syarat bagi gelar sarjana yang kelak akan kusandang.
Berbeda dengan biasanya, pagi ini aku
memilih naik kereta ekonomi Madiun Jaya. Biar lebih nyaman dan nggak kesiangan
nyampe solo dan bisa ke kampus, pikirku. Jam 05.50 aku sampai di stasiun
Madiun, beli tiket, dan langsung ku naiki kereta yang sudah terparkir. Ah, masih
sekitar setengah jam lagi berangkatnya. Langsung ku pilih gerbong 1 kursi nomor
2 kiri dari pintu dan aku duduk di dekat jendela. Penumpang lain hilir mudik
menaiki kereta yang masih sepi, mencari kursi nyaman mereka masing-masing.
Semakin siang dan semakin ramai.
Semoga nggak ada yang duduk di sebelahku. Ya, aku memang lebih suka duduk
sendiri kalo menggunakan transportasi kereta jarak dekat. Tujuannya agar tak
ada yang mengajakku mengobrol dan aku dapat menikmati pemandangan di tepian rel
sepuasnya. 06.15 WIB, kereta mulai bergerak ke arah barat, berjalan perlahan
menjauhi sinar matahari yang terpancar dari arah timur. Syukurlah aku memang
duduk sendiri.
Dalam teraturnya perjalanan kotak besi
ini ke tujuannya, tiba-tiba aku membayangkan kau berjalan melintasi gerbong
kereta ini, lalu tiba-tiba menyapaku, dan duduk di kursi depanku. Lalu kita
akan mengobrol sepanjang perjalanan. Meskipun aku akan turun lebih dulu di
Solo, dan kau akan melanjutkan perjalananmu ke Jogja. Tiba-tiba aku tersadar.
Ah, itu nggak mungkin. Kamu kan sekarang sudah di Bandung. Nggak mungkin kalo
kamu tiba-tiba muncul di kereta ini. Ah, bodohnya.
Namun aku meneruskan menikmati
lamunanku. Biar saja, toh ini menyenangkan. Setidaknya lamunan ini tak
membuatku merasa kesepian. Kau tahu, dari dulu aku berharap kita bisa naik
kendaraan yang sama dalam satu waktu perjalanan, entah perjalanan pulang atau
kembali ke kota rantau masing-masing. Seringkali aku berharap suatu saat kita bertemu
di bis tiba-tiba, lalu kita duduk sebangku. Pasti perjalanan dengan Sumber
Kencono tak akan memuakkan dan memualkan seperti itu. Tapi ku pikir, kau pasti
akan memilih transportasi lain selain Sumber Kencono :D
Aku juga berharap kalo aku lagi main
ke Jogja, tiba-tiba kita ketemu di tempat yang aku kunjungi. Setidaknya walau
kita cuma akan saling sapa atau mengobrol sebentar, aku bisa melihatmu. Aku
ingin melihat perubahan penampilanmu setelah beberapa tahun tak bertemu. Tapi
sayangnya itu tak pernah terjadi, bahkan sampai kau meninggalkan Jogja dan
merantau ke kota lain demi pekerjaanmu. Tapi alhamdulillah Allah masih
mengijinkan kita bertemu dan bersilaturahmi meski hanya di dunia maya J
Oya, seminggu di kota kita ternyata
aku baru tau kalo banyak sekali perubahan di wajah kota tercinta. Alun-alun,
masjid agung, toko-toko terlihat lebih cantik dan indah. Kota ini semakin ramai
dengan anak-anak muda yang hobi nongkrong malem-malem. Oh iya, aku sempet lewat
sekolah kita dulu. Aneh, tiba-tiba aku merasa deg-deg an. Lalu rindu. Rindu
pada aktivitas di sekolah itu dulu. Rindu pada kenangan yang pernah kita dan semuanya torehkan di sana. Dan
tiba-tiba rindu pada.......kamu.
Ah, akhir-akhir ini jadi sering buka
buku memory SMA, melihat fotomu, membaca kata-kata yang kau tuliskan disana. Meskipun
ku tatap ratusan kali pun biomu di situ tak akan berubah satu huruf pun. Tapi
entah kenapa tanganku selalu tergerak untuk membukanya. Melihatnya lama, lalu
teringat semua kenangan tentangmu, kalimat sapaan khusus kita, guyonan
kita ketika pertama kali kita mengobrol, dan juga kebiasaanku mencari-cari
kesempatan untuk bertemu denganmu saat pergantian jam pelajaran.
Sekian tahun tak bertemu, kita
dipertemukan di dunia maya. Kau memang telah berubah. Menjadi kau yang semakin
baik. Semakin dekat dengan ajaran agama. Subhanallah. Kau tau?? aku begitu
rajin membuka catatan percakapan kita. Membaca dan mengingat pesan yang tidak
pernah lupa kau selipkan untukku di setiap akhir percakapan kita. Lalu
perlahan-lahan mempraktekkannya di hidupku. Juga doamu untukku agar aku segera
lulus. Semoga aku segera menyusulmu yaa...
Dan aku pun merasakan kembali
getar-getar lama yang sempat redup. Ah entah apa ini namanya. kagum atau cinta
kah?? yang jelas aku terpesona pada nasehat-nasehatmu. Terpesona pada kata-kata
indahmu yang senantiasa mengingatkan kepada Ia Sang Maha Pencipta. Aku selalu
merindukan setiap ajaran baik yang kau contohkan padaku.
Semoga apapun rasa ini, akan diberikan
ujung yang indah olehNya yaa J
Kita sama-sama diberikan waktu untuk terus memperbaiki diri. Semoga apabila
memang rasa ini direstui olehNya, kita akan disatukan dalam halalNya yang
indah. Aamiin yaa Rabb...
Nantikanku
di batas waktu yaa J
Di
kedalaman hatiku
Tersembunyi
harapan yang suci
Tak
perlu engkau menyangsikan
Lewat
kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak
perlu dengan kata-kata
(Edcoustic)
No comments:
Post a Comment