Friday, October 12, 2012

Nantikanku di Batas Waktu



Hari ini aku kembali ke kota rantauku, Solo, setelah seminggu lamanya menikmati kemewahan di rumah tercinta. Meneruskan aktivitas sebagai mahasiswi tingkat akhir yang harus menyelesaikan syarat bagi gelar sarjana yang kelak akan kusandang. Berbeda dengan biasanya, pagi  ini aku memilih naik kereta ekonomi Madiun Jaya. Biar lebih nyaman dan nggak kesiangan nyampe solo dan bisa ke kampus, pikirku. Jam 05.50 aku sampai di stasiun Madiun, beli tiket, dan langsung ku naiki kereta yang sudah terparkir. Ah, masih sekitar setengah jam lagi berangkatnya. Langsung ku pilih gerbong 1 kursi nomor 2 kiri dari pintu dan aku duduk di dekat jendela. Penumpang lain hilir mudik menaiki kereta yang masih sepi, mencari kursi nyaman mereka masing-masing.
          Semakin siang dan semakin ramai. Semoga nggak ada yang duduk di sebelahku. Ya, aku memang lebih suka duduk sendiri kalo menggunakan transportasi kereta jarak dekat. Tujuannya agar tak ada yang mengajakku mengobrol dan aku dapat menikmati pemandangan di tepian rel sepuasnya. 06.15 WIB, kereta mulai bergerak ke arah barat, berjalan perlahan menjauhi sinar matahari yang terpancar dari arah timur. Syukurlah aku memang duduk sendiri.
          Dalam teraturnya perjalanan kotak besi ini ke tujuannya, tiba-tiba aku membayangkan kau berjalan melintasi gerbong kereta ini, lalu tiba-tiba menyapaku, dan duduk di kursi depanku. Lalu kita akan mengobrol sepanjang perjalanan. Meskipun aku akan turun lebih dulu di Solo, dan kau akan melanjutkan perjalananmu ke Jogja. Tiba-tiba aku tersadar. Ah, itu nggak mungkin. Kamu kan sekarang sudah di Bandung. Nggak mungkin kalo kamu tiba-tiba muncul di kereta ini. Ah, bodohnya.
          Namun aku meneruskan menikmati lamunanku. Biar saja, toh ini menyenangkan. Setidaknya lamunan ini tak membuatku merasa kesepian. Kau tahu, dari dulu aku berharap kita bisa naik kendaraan yang sama dalam satu waktu perjalanan, entah perjalanan pulang atau kembali ke kota rantau masing-masing. Seringkali aku berharap suatu saat kita bertemu di bis tiba-tiba, lalu kita duduk sebangku. Pasti perjalanan dengan Sumber Kencono tak akan memuakkan dan memualkan seperti itu. Tapi ku pikir, kau pasti akan memilih transportasi lain selain Sumber Kencono :D
          Aku juga berharap kalo aku lagi main ke Jogja, tiba-tiba kita ketemu di tempat yang aku kunjungi. Setidaknya walau kita cuma akan saling sapa atau mengobrol sebentar, aku bisa melihatmu. Aku ingin melihat perubahan penampilanmu setelah beberapa tahun tak bertemu. Tapi sayangnya itu tak pernah terjadi, bahkan sampai kau meninggalkan Jogja dan merantau ke kota lain demi pekerjaanmu. Tapi alhamdulillah Allah masih mengijinkan kita bertemu dan bersilaturahmi meski hanya di dunia maya J
          Oya, seminggu di kota kita ternyata aku baru tau kalo banyak sekali perubahan di wajah kota tercinta. Alun-alun, masjid agung, toko-toko terlihat lebih cantik dan indah. Kota ini semakin ramai dengan anak-anak muda yang hobi nongkrong malem-malem. Oh iya, aku sempet lewat sekolah kita dulu. Aneh, tiba-tiba aku merasa deg-deg an. Lalu rindu. Rindu pada aktivitas di sekolah itu dulu. Rindu pada kenangan yang pernah  kita dan semuanya torehkan di sana. Dan tiba-tiba rindu pada.......kamu.
          Ah, akhir-akhir ini jadi sering buka buku memory SMA, melihat fotomu, membaca kata-kata yang kau tuliskan disana. Meskipun ku tatap ratusan kali pun biomu di situ tak akan berubah satu huruf pun. Tapi entah kenapa tanganku selalu tergerak untuk membukanya. Melihatnya lama, lalu teringat semua kenangan tentangmu, kalimat sapaan khusus kita, guyonan kita ketika pertama kali kita mengobrol, dan juga kebiasaanku mencari-cari kesempatan untuk bertemu denganmu saat pergantian jam pelajaran.
          Sekian tahun tak bertemu, kita dipertemukan di dunia maya. Kau memang telah berubah. Menjadi kau yang semakin baik. Semakin dekat dengan ajaran agama. Subhanallah. Kau tau?? aku begitu rajin membuka catatan percakapan kita. Membaca dan mengingat pesan yang tidak pernah lupa kau selipkan untukku di setiap akhir percakapan kita. Lalu perlahan-lahan mempraktekkannya di hidupku. Juga doamu untukku agar aku segera lulus. Semoga aku segera menyusulmu yaa...
          Dan aku pun merasakan kembali getar-getar lama yang sempat redup. Ah entah apa ini namanya. kagum atau cinta kah?? yang jelas aku terpesona pada nasehat-nasehatmu. Terpesona pada kata-kata indahmu yang senantiasa mengingatkan kepada Ia Sang Maha Pencipta. Aku selalu merindukan setiap ajaran baik yang kau contohkan padaku.
          Semoga apapun rasa ini, akan diberikan ujung yang indah olehNya yaa J Kita sama-sama diberikan waktu untuk terus memperbaiki diri. Semoga apabila memang rasa ini direstui olehNya, kita akan disatukan dalam halalNya yang indah. Aamiin yaa Rabb...
Nantikanku di batas waktu yaa J

Di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata
(Edcoustic)

No comments:

Post a Comment